Sabtu, 18 Januari 2014

KILAS BALIK PRESTASI TIMNAS U19

KILAS BALIK PRESTASI TIMNAS U19







Di dalam dahaga prestasi dan keterpurukan kondisi sepakbola Indonesia, kemunculan Timnas Indonesia U19 yang diarsiteki Indra Sjafri memang mampu membangkitkan kembali asa sepakbola nasional di tahun 2013.
Timnas Garuda Jaya setidaknya membuka harapan pecinta sepakbola di tanah air bahwa Indonesia kini berada di jalur yang benar menuju supremasi di tingkat Asia bahkan dunia.
Memang tak ada yang menyangka jika tim asuhan Indra Sjafri dapat melangkah di luar ekspektasi. Ketika Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah AFF U-19 Youth Championship 2013, masyarakat sebenarnya tak memiliki harapan muluk.
Namun keberhasilan tim yang dikapteni Evan Dimas itu akhirnya bisa membuat masyarakat tersenyum lebar. Hal itu terjadi setelah Timnas U19 berhasil mencetak prestasi ganda.
Di ajang AFF U-19 Garuda Jaya berhasil keluar sebagai pemenang usai menaklukkan Vietnam di final dalam drama adu penalti, akhir September lalu.
Belum kering rasa euforia masyarakat, Timnas U-19 kembali membuat bangsa Indonesia bangga setelah mempermalukan Korea Selatan dengan skor tipis 3-2 di ajang Kualifikasi AFC U-19 Championship.


Ketika itu Evan Dimas mencetak hattrick sekaligus memastikan kemenangan Indonesia atas Korea Selatan yang berstatus juara bertahan AFC U-19.
Setelah memastikan lolos ke Myanmar 2014, Timnas U-19 masih memiliki satu tugas lagi yaitu masuk ke Piala Dunia U-20 yang akan diselenggarakan di Selandia Baru 2015 mendatang.
“Sekarang kita hanya menunggu waktu untuk lolos ke Piala Dunia” ungkap Indra Sjafri, belum lama ini.
Namun untuk bisa lolos ke Selandia Baru, Indonesia harus bisa masuk ke empat besar AFC U-19 di Myanmar. Meski lawan yang dihadapi lebih berat, pelatih asal Padang itu masih sangat optimis dengan skuatnya.
“Kenapa saya yakin? Dengan persiapan tiga bulan saja kita bisa juara AFF dan bisa juara grup kualifikasi Piala Asia. Apalagi saat ini persiapan kita kurang lebih setahun” pungkas Indra Sjafri.
Semoga di tahun 2014 penampilan Timnas Indonesia U19 bisa semakin baik, sehingga mampu berprestasi di ajang Piala Asia dan melaju ke Piala Dunia U20 tahun 2015.


PROFIL PERSIK KEDIRI

PERSIK KEDIRI

 

Berdiri: 1950

Alamat: Jl. Diponegoro No.7 Indonesia
Ketua: Samsul Ashar (Ketua Umum)  

Direktur: Samsul Ashar (Manajer Tim)

Posisi akhir musim 2008/09: Peringkat 4
Nama Stadion: Brawijaya (Kapasitas 20.000)
Tanggal Berdiri: 1950
Julukan: Macan Putih
Kelompok Suporter: Persik Mania

Sejarah Singkat:

Persatuan Sepakbola Indonesia Kediri yang lebih populer dengan sebutan Persik Kediri adalah sebuah klub sepakbola profesional tanah air yang berbasis di Kediri, Jawa Timur. Tim berjuluk Macan Putih saat ini adalah salah satu kontestan Superliga 2009/10, kompetisi kasta tertinggi sepakbola nasional.

Seperti dilansir situs resmi Persik Kediri, tim ini berdiri sejak 1950. Sayang tidak diketahui pasti mengenai tanggal dan bulan pendiriannya. Tercatat sebagai pendiri adalah Bupati Kediri R Muhammad Machin, yang pada saat itu Kediri masih berupa kabupaten dan tidak ada pemisahan wilayah seperti sekarang, kabupaten dan kota.

Pendirian klub ini dibantu Kusni dan Liem Giok Djie. Di mana pertama kali yang dilakukan Machin adalah merancang bendera tim yang tersusun dari dua warna berbeda. Bagian atas berwarna merah dan bawahnya hitam dengan tulisan PERSIK di tengah-tengah dua warna berbeda itu, kemudian mendaftakan diri ke PSSI.

Pada dekade 1960 hingga 1990-an, Persik masih belum dikenal di pentas sepakbola nasional. Tim ini bahkan kalah tenar dibandingkan dengan saudara mudanya Persedikab Kabupaten Kediri, yang pada era 1990-an tercatat dua kali mengikuti kompetisi sepakbola profesional tanah air berlabel Liga Indonesia.

Barulah pada saat kepengurusan ditangani Walikota H. A. Maschut pada 1999, Persik menunjukkan perubahan luar biasa. Tim ini bahkan langsung menjelma menjadi "raksasa" sepakbola nasional. Mengawali debutnya di pentas divisi I pada musim 2000/01, setelah tampil sebagai juara divisi II pada musim sebelumnya, Persik terus menggebrak pentas sepakbola nasional dengan prestasi.

Hanya tiga musim meniti kompetisi di level kedua itu, Persik melaju ke divisi utama juga dengan predikat juara divisi I pada musim 2002. Tampil sebagai pendatang baru di pentas "nomor wahid" kompetisi sepakbola nasional, Persik bertekad tidak sekedar numpang lewat. Itu dibuktikan dengan melakukan persiapan yang cukup serius. Baik dari segi materi pemain maupun finansial.

Usaha keras Persik di bawah komando manajer Iwan Budianto rupanya berhasil, setelah Piala Presiden yang menjadi lambang supermasi tertinggi sepakbola nasional berhasil mereka boyong, di musim pertama tampil di divisi utama. Sejak saat itu Persik langsung menjelma menjadi tim papan atas, karena mampu mengandaskan ambisi tim-tim papan atas yang punya nama besar seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, PSM Makassar.

Hebatnya lagi, prestasi itu kembali mereka raih pada musim 2006, setelah menghentikan perlawanan PSIS Semarang 1-0 di partai final yang digelar di Stadion Manahan, Solo. Piala Presiden pun kembali berlabuh di Kota Kediri. Satu prestasi yang terbilang luar biasa bagi tim pendatang baru, dengan sukses menjadi juara sebanyak dua kali hanya dalam kurun waktu empat tahun menembus divisi utama.