PROFIL PERSIK KEDIRI
PERSIK KEDIRI
Berdiri: 1950
Alamat: Jl. Diponegoro No.7 Indonesia
Ketua: Samsul Ashar (Ketua Umum)
Direktur: Samsul Ashar (Manajer Tim)
Posisi akhir musim 2008/09: Peringkat 4
Nama Stadion: Brawijaya (Kapasitas 20.000)
Tanggal Berdiri: 1950
Julukan: Macan Putih
Kelompok Suporter: Persik Mania
Sejarah Singkat:
Persatuan
Sepakbola Indonesia Kediri yang lebih populer dengan sebutan Persik
Kediri adalah sebuah klub sepakbola profesional tanah air yang berbasis
di Kediri, Jawa Timur. Tim berjuluk Macan Putih saat ini adalah salah
satu kontestan Superliga 2009/10, kompetisi kasta tertinggi sepakbola
nasional.
Seperti dilansir situs resmi Persik Kediri, tim ini
berdiri sejak 1950. Sayang tidak diketahui pasti mengenai tanggal dan
bulan pendiriannya. Tercatat sebagai pendiri adalah Bupati Kediri R
Muhammad Machin, yang pada saat itu Kediri masih berupa kabupaten dan
tidak ada pemisahan wilayah seperti sekarang, kabupaten dan kota.
Pendirian
klub ini dibantu Kusni dan Liem Giok Djie. Di mana pertama kali yang
dilakukan Machin adalah merancang bendera tim yang tersusun dari dua
warna berbeda. Bagian atas berwarna merah dan bawahnya hitam dengan
tulisan PERSIK di tengah-tengah dua warna berbeda itu, kemudian
mendaftakan diri ke PSSI.
Pada dekade 1960 hingga 1990-an, Persik
masih belum dikenal di pentas sepakbola nasional. Tim ini bahkan kalah
tenar dibandingkan dengan saudara mudanya Persedikab Kabupaten Kediri,
yang pada era 1990-an tercatat dua kali mengikuti kompetisi sepakbola
profesional tanah air berlabel Liga Indonesia.
Barulah pada saat
kepengurusan ditangani Walikota H. A. Maschut pada 1999, Persik
menunjukkan perubahan luar biasa. Tim ini bahkan langsung menjelma
menjadi "raksasa" sepakbola nasional. Mengawali debutnya di pentas
divisi I pada musim 2000/01, setelah tampil sebagai juara divisi II pada
musim sebelumnya, Persik terus menggebrak pentas sepakbola nasional
dengan prestasi.
Hanya tiga musim meniti kompetisi di level kedua
itu, Persik melaju ke divisi utama juga dengan predikat juara divisi I
pada musim 2002. Tampil sebagai pendatang baru di pentas "nomor wahid"
kompetisi sepakbola nasional, Persik bertekad tidak sekedar numpang
lewat. Itu dibuktikan dengan melakukan persiapan yang cukup serius. Baik
dari segi materi pemain maupun finansial.
Usaha keras Persik
di bawah komando manajer Iwan Budianto rupanya berhasil, setelah Piala
Presiden yang menjadi lambang supermasi tertinggi sepakbola nasional
berhasil mereka boyong, di musim pertama tampil di divisi utama. Sejak
saat itu Persik langsung menjelma menjadi tim papan atas, karena mampu
mengandaskan ambisi tim-tim papan atas yang punya nama besar seperti
Persija Jakarta, Persib Bandung, PSM Makassar.
Hebatnya lagi,
prestasi itu kembali mereka raih pada musim 2006, setelah menghentikan
perlawanan PSIS Semarang 1-0 di partai final yang digelar di Stadion
Manahan, Solo. Piala Presiden pun kembali berlabuh di Kota Kediri. Satu
prestasi yang terbilang luar biasa bagi tim pendatang baru, dengan
sukses menjadi juara sebanyak dua kali hanya dalam kurun waktu empat
tahun menembus divisi utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar